Jariku Bercakap
Introvert tidak bercerita lewat lidahnya
27 Juli 2025
Bicara dengan AI, Bicara dengan Orang Mati
20 Agustus 2020
Menikmati Ketidaknormalan Air
Bismillah
Tafakkur ayat laut (QS An Nahl: 14)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur."
QS. An-Nahl[16]:14
Allah menundukkan lautan kepada kita agar kita bisa makan ikan, menemukan perhiasan, perahu bisa berlayar, dan mencari karunia Allah yang lain supaya kita bersyukur.
Apa hikmah dari lautan yang ditundukkan Allah? Apa maksud Allah menundukkan lautan?
Kita sama² tahu, lautan terbentuk dari air yang bercampur dengan mineral² bumi sehingga terasa asin. Air ini memiliki sifat yang unik, sifat yang tidak dijumpai zat lain, bahkan 'menentang' sifat umum yang ada pada makhlukNya. Sifat unik apa itu?
Coba kita mengingat kembali pelajaran di bangku sekolah, saat SMP atau bahkan SD. Masih ingat dengan pemuaian dan penyusutan, kan?
Benda akan memuai apabila dipanaskan. Sebaliknya, benda akan menyusut apabila didinginkan. Contohnya itulah alasannya mengapa harus ada ruang kosong pada sambungan antar rel kereta, sambungan antar jembatan, dan sambungan antara kaca dengan kusennya (frame).
Apabila tidak ada ruang kosong pada sambungan antar rel kereta, ketika kereta melintas dengan cepat, rel kereta tidak mempunyai ruang untuk memuai. Jadilah rel kereta itu bengkok sehingga kedepannya akan membahayakan perjalanan kereta.
Apabila tidak ada ruang kosong pada sambungan antar jembatan, ketika jembatan terpapat teriknya matahari dan panasnya mesin kendaraan yang melintas diatasnya, jembatan tidak mempunyai ruang untuk memuai. Jadilah jembatan itu rawan rusak dan membahayakan kendaraan yang melintas di atasnya.
Apabila tidak ada ruang kosong pada sambungan antara kaca dengan kusen, ketika suhu udara begitu panas, kaca tidak punya ruang yang cukup untuk memuai. Jadilah kaca itu rawan pecah.
Itulah sifat umum benda yang akan memuai apabila dipanaskan dan menyusut apabila didinginkan.
Menariknya, ternyata air memiliki sifat yang tidak normal. Memang, air akan memuai ketika dipanaskan seperti yang biasa kita lihat pada air mendidih. Air juga akan menyusut apabila didinginkan hingga titik tertentu. Tunggu, mengapa hingga titik tertentu? Apakah pada titik tertentu air tidak menyusut apabila didinginkan terus menerus? Ya! Awalnya air akan menyusut ketia didinginkan. Namun ketika air memasuki fase beku menjadi es, air justru memuai, volumenya makin bertambah. Lho, kok bisa?
Contoh nyata yang bisa kita lihat untuk membuktikan ini adalah memasukkan air gelas kemasan ke dalam freezer. Ketika air gelas kemasan itu membeku, apa yang bisa kita amati? Ya, benar! Air gelas kemasan itu menggembung. Mengapa itu bisa terjadi?
Wallahu a'lam, itulah yang disebut anomali air atau ketidaknormalan air. Dia berbeda dengan sifat benda pada umumnya bahkan menentangnya.
Inilah, Allahu a'lam, Allah menyebutkan kata 'menundukkan lautan', Allah membuat sifat air berbeda dengan keumuman sifat zat lainnya. Pertanyaannya, apa hikmah Allah menjadikan air memiliki sifat yang berbeda? Mari kita mengingat kembali pelajaran lain ang pernah kita terima di bangku sekolah saat SMP atau bahkan SD, yaitu kepadatan atau densitas atau massa jenis.
Massa jenis merupakan hasil bagi antara massa dengan volume. Semakin padat suatu benda, semakin besar massa jenisnya. Contohnya adalah massa jenis besi jauh lebih besar daripada massa jenis kayu. Bisa kita bayangkan segenggam besi terasa jauh lebih berat dibandingkan dengan segenggam kayu. Volume bendanya sama, sama² 1 genggaman tetapi massanya berbeda karena besi jauh lebih padat dibandingkan kayu.
Coba kita hubungkan dengan konsep penyusutan dan pemuaian benda sebelumnya. Apabila benda didinginkan, maka secara umum benda akan menyusut yang berarti volumenya berkurang yang berarti kepadatannya bertambah. Sebaliknya apabila benda dipanaskan, maka secara umum benda akan memuai yang berarti volumenya bertambad yang berarti kepadatannya berkurang.
Contoh dari penerapan konsep ini adalah balon udara. Balon udara apabila dipanaskan, udara dalam balon akan memuai sehingga balon udara mampu melayang karena kepadatannya lebih ringan dari udara sekitarnya. Ini mirip dengan kayu yang dicelupkan dalam air. Kayu itu akan mengapung di air karena kepadatannya lebih ringan daripada air. Sebaliknya, apabila balon udara didingakan, maka udara dalam balon akan menyusut sehingga balon udara kembali turun karena kepadatannya lebih berat dari udara sekitarnya. Ini mirip dengan besi yang dicelupkan di air. Besi itu akan tenggelam.
Inilah keistimewaan sifat air. Air ketika didinginkan hingga menjadi es, dia justru memuai sehingga mengapung di air karena kepadatannya lebih ringan daripada air. Apa istimewanya dengan es yang mengapung di air?
Coba bayangkan apabila Allah tidak menundukkan lautan, tidak menundukkan air ini, sifat air menjadi normal seperti yang lain. Ketika lautan didinginkan dan terus menyusut, air laut yang berubah menjadi es akan semakin padat dan terus semakin padat sehingga es akan tenggelam di lautan. Ketika es tenggelam di lautan, lingkungan air laut di sekitar es akan semakin dingin dan semakin dingin sehingga membekukan air laut di sekitarnya bahkan hingga bisa membekukan seluruh lautan! Ketika seluruh lautan sudah menjadi membeku seperti itu, bagaimana ikan bisa hidup? Bagaimana bisa mengeluarkan perhiasan di lautan kecuali dengan susah payah? Bagaimana bisa perahu berlayar? Bagaimana bisa terjadi awan karena uap air muncul dari bentuk cair, bukan bentuk es. Jika tidak ada awan, maka tidak ada hujan. Dunia seluruhnya akan membeku!
MasyaAllah, begitu rincinya Allah menciptakan makhluknya. Betapa Maha Penyayangnya Allah menundukkan lautan, memberikan sifat anomali pada air sehingga kita bisa menikmati ikan yang segar, mencari perhiasan di dalamnya, berlayar dimatasnya, dan menikmati karunia Allah lainnya yang begitu besar, agar kita bersyukur.
Sudahkah kita mensyukuri nikmat anomali air hari ini?
04 Agustus 2020
Reminder: Buat Apa Sekolah?
24 Mei 2020
Ramadan Kali Ini dengan Kali Lalu
Ada beberapa perbedaan Ramadan yang aku jalani saat ini dengan Ramadan sebelumnya.
Tahun: jelas beda lah ya
Lokasi: tahun kemarin itu di rumah, di masjid, di kantor, di kereta, di bis, di rumah teman, di kutab, di markas startupnya Pak Iqbal. Tahun ini full di kosan, kadang keluar beli makanan dan bahan makanan sih. Eh, di kosan? Sejak kapan ngekos? Eh, nggak ding. Sempat beberapa hari opname di RS gara² trombosit di bawah 100 ribu.
Tarawih: tahun kemarin kadang habis isya, kadang habis meeting di kantor. 10 malam terakhir full di masjid sih, ikut qiyamul lail. Sekarang full di kosan. Kadang habis isya, kadang habis tidur malam. 10 malam terakhir dipecah sih, separuh habis isya, sisanya habis bangun tidur.
Buka bareng: tahun kemarin bareng keluarga, bareng temen kuliah, bareng temen kantor, bareng jamaah masjid yang lain. Alhamdulillah, tahun ini bareng istri. Eh, sejak kapan nikah? Sejak sebelum negara api menyerang, hehe.
04 Juni 2019
Menanam Tanaman Buat Apa?
Saat bertemu kawan lama beberapa hari yang lalu, ada satu pertanyaan yang membuatku terusik.
"Menanam (tanaman) itu buat apa?"
===
Saat ini -bisa dikatakan- manusia memasuki zaman yang belum pernah dicapai makhluk lain: zaman teknologi digital. Alat yang memudahkan kehidupan manusia bernama teknologi ini semakin lama semakin kecil dan praktis. Sebut saja penyampaian berita yang dahulu memerlukan waktu beberapa bulan untuk mengabarkan kehebohan"negara itu terkena wabah". Itupun hanya didengar oleh segelintir orang. Kini, berita heboh bisa segera diketahui banyak orang yang kita tak perlu heran dengannya. Inilah masalahnya.
Aku lupa darimana mendapatkan kalimat ini: "Dahulu informasi disimpan begitu ketat supaya penguasa tetap berkuasa. Kini informasi dialirkan begitu deras bahkan dicampur dengan informasi palsu ataupun multitafsir agar terjadi perdebatan di masyarakat sehingga masyarakat tidak sempat membahas hal yang lebih prinsip."
Begitulah teknologi. Teknologi memang menjadi alat yang memudahkan kehidupan manusia. Hanya saja teknologi belum tentu membuat manusia lebih bijak, menyadari ada sesuatu yang tidak beres di luar sana. Sebut saja soal FreeP*rt. Perusahan eksploitatif ini mengeruk jutaan (bahkan miliaran) ton tanah berisikan emas keluar ke negara lain. Apa yang didapat di negeri sendiri? Bagi hasil memang ada, tetapi jumlahnya terlampau kecil. Selain itu menyisakan perselisihan antar masyarakat dan kerusakan lingkungan. Eh, darimana tahu tambang itu membuat perselisihan antar masyarakat dan kerusakan lingkungan?
-dari internet-
Dulu berawal dari nonton film "Blood Diamond" pas SD. Tapi berhubung jam tayang Bioskop Tr*ns TV cukup malam, aku nggak bisa nonton penuh -disuruh tidur. Sewaktu SMA, alhamdulillah sekolahku punya akses internet wifi. Waktu itu aku belum punya laptop sih, tapi cukup dekat dengan orang labkom. Tinggal masuk ke labkom deh.
Buat yang belum tahu apa isi film itu, silahkan tonton sendiri (lol). Film itu menceritakan seorang jurnalis yang mencari tau lebih dalam apa yang terjadi di balik konflik berkepanjangan di salah satu negara di Afrika. Setelah menonton film itu, aku menelusuri kebenaran kisah yang ada di film itu. Hasilnya, kisah itu bisa jadi kisah fiksi, tapi informasi yang dibawa dalam cerita sangat menggambarkan kondisi perang saudara di negara-negara Afrika karena adanya kekuatan asing yang ingin mengambil sumberdaya alam berupa batu permata. Negara dibuat korupsi, masyarakat dipersenjatai untuk memberontak, negara dipersenjatai untuk melawan pemberontak. Kedua kelompok harus menyerahkan batu permata untuk ditukar dengan senjata.
Mengerikan bukan? Rasa penasaranku akan kisah tersebut tidak berhenti sampai di Afrika. Tiba-tiba terbesit, "Bagaimana dengan Indonesia?" Silahkan cari "Alkinemokiye".
===
"Menanam (tanaman) itu buat apa?"
Sayang sekali saat itu aku menjawab dengan argumen yang sangat lemah. "Aku memang suka tanaman."
Spontan ia tertawa dan membalas, "Adalah hal aneh saat ini, anak muda suka tanaman."
Balasan itu membuatku termenung sambil tersenyum miris. Beruntung ada yang mengalihkan pembicaraan sehingga saat itu seolah tak terjadi apa-apa. Namun saat itu ada kicauan kilat dalam hati. Dari percakapan singkat dan profesinya, aku tak mungkin menuduhnya macam-macam karena ia seorang yang cukup paham mendalam perkara agama. Jalan pikiran seperti apa sehingga pertanyaan dan pernyataan itu muncul?
Aku menyimpulkan bahwa ia orang yang terlampau baik. Ia membatasi dirinya untuk hanya membuka saluran informasi-informasi yang baik. Aku hanya bisa memakluminya, mungkin ia tak se-kepo diriku sehingga kami punya pandangan yang berbeda dalam memandang tanaman. Lalu, sebenarnya menanam (tanaman) itu buat apa?
===
Indonesia negara agraris. Sering dengar istilah itu kan? Waktu SD kita diberitahu guru-guru kita dengan slogan-slogan yang indah. Gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kerto raharjo, subur tanpo tinandur, murah tanpo tinuku, Indonesia zamrud khatulistiwa, dan masih banyak lagi. Pernah dengar kalimat-kalimat itu kan?
Memang benar, kita adalah negri yang dianugerahi puluhan (atau ribuan?) gunung api, negri yang mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, atau hujan mengairi seluruh negri, yang seharusnya itu menjadikan negri kita subur. Kenyataannya? Kita impor berbagai bahan pangan! Beras, jagung, kedelai, gandum, gula, bahkan garam. Gimana ya..
Negri kita menduduki peringkat 4 dunia dalam hal jumlah penduduk. Jumlah itu akan terus bertambah. Tapi jumlah petani kita terus menurun. Wajar saja negri kita impor pangan. Eh, wajar? Kita nggak bersyukur banget ya. Dianugerahi iklim tropis, gunung api, curah hujan tinggi, eh nggak dimanfaatkan. Gimana dong..
Jadi, menanam (tanaman) itu buat apa? Bisa diterkalah jawabannya gimana.
28 Agustus 2018
Last Day Camp
Bismillah
Alhamdulillah, kemarin sudah hari ke 50 (atau ke 41) kemp semi konsentrasi. Terima kasih kepada 300an kawan yang tak berhasil kukenal satu per satu. Terima kasih spesial buat kawan segala usia atas lika-liku kehidupan laiknya pecel tradisional, ada segar, ada pahit, ada pedas. Ada tawa, ketegangan, dan kebijaksanaan.
Tak lupa segenap warga yang turut menyambut kami untuk menetap puluhan hari. Ramahnya terasa meresap hingga setiap gigitan makanan dan tegukan minuman yang terhidang secara acak sebelum matahari terbit atau sesudah matahari tenggelam.
Tak ada perpisahan, yang ada hanya pertemuan yang tertunda. Biarlah jarak memisahkan kita, karena jarak diperlukan untuk menciptakan kerinduan. Semoga kita tak melupakan pengalaman bersama kita untuk pengamalan sehari-hari menuju bumi Indonesia yang lebih bermartabat.
26 Agustus 2018
Eksis
Beberapa hari yang lalu aku membaca kisah seorang tawanan Nazi yang menceritakan kondisi orang-orang dalam kamp konsentrasi sebelum hingga sesudah penahanan.
-
Bismillah Bisa dibilang, hari ini hari yang cukup mendebarkan. Di satu sisi aku harus menyelesaikan desain eksisting 3D mushala jurusan, a...
-
Bismillah Perkembangan teknologi menjauhkan manusia dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Polusi cahaya mengubah bintang-bintang di langit me...
-
Salam sejahtera atasmu sekalian. Nama saya Luqman Raharjo yang dilahirkan di salah satu rumah persalinan di Kota Surabaya. Hingga saat ini...