Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya
Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang
Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja (Imam Syafi'i)
Pagi itu kelas Fisika berlangsung. Guru yang kami senangi, Pak Choirul Anam, pertama kali mengajar kami di tahun ajaran baru. Kelas hijau, terang, dan dingin. Pertanyaan-pertanyaan pembuka dilemparkan kepada kami, hanya aku yang menjawab. Semuanya menoleh padaku.
Wow, aku bukanlah orang yang jenius. Aku hanya melihat buku kecil bersampul emas yang berisikian catatan bridging course di pra MOS tahun lalu. Hanya itu. Aku masih ingat sekali pertanyaan itu diajukan untuk yang kedua kalinya, karena beliaulah yang mengisi bridging course mata pelajaran fisika. Dari sana, aku membuat hipotesis, "catatlah pelajaran yang kau dapat saat ini, kau akan selangkah lebih maju di masa depan".
Nulis |
Benar saja. Kebiasaan mencatat ini kuteruskan saat SMA. Aku masih ingat beberapa materi mentoring karena aku sekretaris mentoring kelas saat itu. Benar saja. Kebiasaan mencatat ini kuteruskan hingga kuliah. Aku seringkali menyanggah pertanyaan-pertanyaan dari dosen ketika yang lain terdiam..
Hipotesisku semakin menguat ketika salah satu temanku yang kuanggap "rajin" membuka binderku yang berisikan catatan kuliah. Dia terkejut akan catatan-catatanku, bahkan merasa mendapatkan ilmu yang baru. Step Ahead? Write!
Cuman, yang jadi masalah sekarang adalah aku lupa dimana catatan-catanku. Aku perlu hipotesis baru, "arsipkanlah dengan rapi catatan-catatanmu, kau akan selangkah lebih maju di masa depan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar