Saya adalah..

Seorang laki-laki yang lahir menjelang magrib di kota dengan pelabuhan terpadat di Indonesia.
Menggunakan kata "saya" dengan bahasa seperti ini memang terkesan elegan, tetapi sepertinya lebih menyenangkan menggunakan bahasa yang santai karena saya ingin menjadi orang yang sederhana.

Singkatnya, aku terlahir di lingkungan yang heterogen. Orangtuaku dari provinsi yang beda, bawa budaya yang agak beda. Sewaktu mendengar takhayul-takhayul di dekat rumah, kedengaran lucu. Maksudku, aku nggak percaya soalnya kalau takhayul itu dibawa ke daerah lain, nggak laku.

Sewaktu kecil, aku disekolahkan di lingkungan Nahdliyin, sering shalat Jumat di Masjid Muhammadiyah, bacaannya brosur Al Islam. Sewaktu SMP aku sedikit mengenal dunia tarbiyah yang penuh semangat positif, tapi sebatas mengenal, nggak ikut kegiatannya sama sekali kecuali sedikit. Sewaktu SMA, aku mengenal dakwah salaf dengan keilmuan yang luar biasa. Hanya saja, aku menerima keilmuan, tak ada pembimbing.

Ini diriku sewaktu masih separuh imut
Ketika di SMA pula, aktivitas berselancar di dunia internet makin sering, terlebih lagi aku ikut olimpiade komputer yang sehari-hari ada di labkom hingga masuk kategori JL-putih, Jamaah Labkomiyah yang menggunakan labkom untuk kegiatan positif. Hehe, kedengarannya lucu.

Media massa adalah hal kedua yang membuatku dunia merasa ganjil. Berita-berita saat itu (MetroTV dan TVOne) seringkali mojokkan pemerintahan yang ada, sementara sewaktu kualihkan ke TVRI, berita-berita dipenuhi capaian prestatif pemerintah. Aku merasa media massa bukanlah media yang bisa diikuti. Perkenalanku pada internet di SMA semakin membuatku merasakan keganjilan dunia. Kulihat, ada permasalahan yang lebih besar tapi tak diliput media massa : Freeport, itu awalnya saja.

Dari sana, aku mulai mempertanyakan fenomena-fenomena yang sering kudengar, kulihat, dan kurasakan. Mengapa banyak berita kriminal, mengapa kita harus berkompetisi, mengapa jalanan macet, mengapa banyak kecurangan saat UN, apakah sekolah penting, dll. Aku mulai meragukan hal-hal yang sadar atau tidak sadar menjadi hal yang dibenarkan. Aku meragukan (lebih tepatnya tak mudah percaya) informasi dari teman-temanku, guru-guruku, bahkan dari orang tuaku sendiri.

Itu sebabnya aku menyalahkan orang yang asal memforward informasi tanpa mengenali sumber awalnya, bahkan di depan umum *maaf ya buat yang merasa* karena memang di Indonesia ini informasi yang disajikan dipelintir dan masyarakat tak mau dingin kepala mengklarifikasi informasi yang ada. Hal yang benar atau salah jadi bias..

Mohon maaf juga buat siapapun yang pernah merasakan pahit atau pedasnya lisanku, atau juga jariku karena aku tak memiliki mentor yang membimbingku. Aku masih perlu banyak belajar adab, masih perlu banyak belajar memahami orang lain.

Soo, itulah sekelumit cerita tentangku.

Ringkasnya, aku lahir di Surabaya, dan dibesarkan di Surabaya dengan sekolah:
SDN Penjaringan Sari II / 608
SMPN 6 Surabaya
SMAN 5 Surabaya
dan kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar