Bismillah
Bismillah
23 September adalah salah satu tanggal khusus dalam astronomi. Equinox, begitulah disebutnya. Equinox bisa dikatakan tegak lurusnya matahari menyinari bumi. Momen ini menjadi titik pergantian musim. Buat negara di daerah khatulistiwa, biasanya tanggal 22-23 September menjadi awal musim penghujan, sementara equinox selanjutnya (tanggal 20 Maret) menjadi awal musim kemarau. Entah kenapa, momennya pas sekali. Musim apa sekarang jadi nggak jelas, apakah sekarang musim penghujan atau kemarau? Buat orang yang nggak paham penanggalan musim pasti bingung. Apa gara-gara bumi sudah berubah jadi datar ya? Hehe
FYI, paragraf di atas kutulis sekitar tanggal 17 September yang lalu, kusimpan dalam bentuk draft. Uniknya adalah, semalam kemarin aku menyelami dunia lain. Ya, semalam. Aku baru tidur jam 3 an pagi. Menyelami dunia lain maksudnya gimana?
Sekitar 2 bulan yang lalu, aku mulai membuka kembali percakapan-percakapan di WA dan Line. Tepatnya mulai awal ramadhan karena gadget kelas 2 yang kupesan via online baru tiba. Harganya miring, hampir terpotong 45% dari harga awal. Kok bisa? Barang kelas 2 maksudnya barang yang punya cacat. Ini kutemukan juga di investigasi penjual helm murah. Mereka mengatakan helmnya ori, hanya saja ada kecacatan barang yang keluar dari blueprintnya. Eh, balik lagi ke dunia lain.
Di sela-sela silent readingku, muncul topik bumi datar. Hanya saja, topik itu teredam dengan sendirinya karena forum nggak menghendaki buang-buang waktu. Aku juga nggak begitu peduli. Bodo amat bilang bumi datar, pemikiran mundur beberapa abad silam, menghambat kemajuan ilmu pengetahuan. Karena bumi datar, orang akan takut menjelajah dunia. Begitu pikirku. Bumi datar juga berbeda dengan hasil pengamatanku tentang gerhana bulan. Waktu pun berlalu. Diskusi itu memang tak begitu menarik di forum kami. Tapi di luar forum, itu menjadi perbincangan yang cukup pelik.
Suatu ketika, aku iseng-iseng membuka flat earth di yutub, Kutonton dengan fokus dan santai di kamarku dengan penerangan rendah dan hembusan sunyi. Aku tak begitu peduli dengan presenter lebay, pemilihan kata yang menarik perhatian, percakapan yang memojokkan, dan kelebaian lain yang bisa mempengaruhi emosi audiens. Aku fokus pada isinya, meski kusimak dengan tiduran.
Satu video pengantar lewat. Hmm, menarik. Aku pun lantas tak mengiyakan semuanya dan menolak mentah-mentah. Kulanjutkan ke penjelasan berikutnya. Kulanjutkan ke penjelasan berikutnya. Terus dan terus, break minum dan sujud sebentar, lanjut lagi. Begitulah hingga rentetan video dari penyedia yang sama habis. Menarik. Cukup menggoyangkan keyakinanku akan bentuk bumi.
Inilah sains, kita bisa mengujinya untuk mendapatkan kebenaran. Aku condong ke bumi itu datar mengingat penjelasan-penjelasan yang diberikan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaanku tentang langit, karena aku sering melihat langit malam. Meskipun demikian, ada beberapa hal dari video tersebut yang aku belum bisa menerimanya: dinding es pembatas bumi misalnya. Yang perlu dipertanyakan adalah, apabila langit tak bisa ditembus menggunakan hantaman nuklir, mengapa dinding es bisa ditembus hingga menemukan benua baru?
Sebuah pelajaran menarik di sini adalah, aku menjadi merasa seperti mereka yang fanatik terhadap suatu hal. Aku sendiri pernah mengatakan, bahwa perpecahan umat ini cukup rumit diselesaikan karena "Mereka membangun dinding pemisah yang tebal dan tinggi sebelum penjelasan (dari kelompok lain) dimulai" Yep, aku merasa seperti itu ketika pertama kali mendengar teori bumi datar.
Kamis, 22 September 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Bismillah 星 読 (hoshu yomi) berarti melihat bintang Saat itu kami lagi duduk-duduk di pendopo utara membuat bait-bait puisi. Aku lupa pui...
-
Bismillah Sejak pengajaran keluarga besar kelas 1 SD aku tak paham. Apa itu paman, apa itu bibi. Padahal aku sudah bertanya beberapa kali,...
-
Bismillah Pertanyaan-pertanyaan itu muncul. Apa hukumnya ini? Apa hukumnya itu? Aku bukanlah ahli hukum yang bisa menjawab seluruh permasa...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar