Minggu, 15 November 2015

Minaret yang Terluka

Bismillah

Sore tadi, dunia seakan mencekam. Entah apa yang kupikirkan, kubuka jendela kamarku, kulangkahkan kaiku menaiki atap sebagaimana dulu ketika aku SD SMP. Masih segar dalam ingatanku. Aku meraih atap tertinggi, menatap cakrawala, menandang tepian daratan, mengembangkan cita-cita. Tapi kali ini aku tak berniat seperti itu. Aku hanya ingin mendapatkan angin segar untuk membacakan ayat-ayat Al Quran di tempat yang tenang, menenangkan diri yang resah.

Awalnya aku menghadap jalanan. Ah, hingar bingar manusia melintasi jalan tak sedap dilihat. Kualihkan hadapanku membelakangi jalan. Ya, itu lebih baik. Hampir saja aku duduk, terdengar keras di langit, "Astaghfirullah, rabbal baraya, astaghfirullah, minal khataya.."

Astaghfirullah! Di manakah bisa kudapatkan tempat yang tenang!

...

Senin, 02 November 2015

Tema Baru Liburan

Bismillah

Di antara perihnya mata plus nyeri tulang, berita duka terdengar dari jauh di sana. Aku teringat dengan sebagian kisah Pangeran Dipo Negoro versi bukan buku sekolah. Kita tahu sendiri buku sejarah di sekolah itu nggak banget. Aku nggak merasakan rasa cintaku akan negeriku sendiri bertambah setelah baca buku itu. Sejarah santri dalam mempertahankan kemerdekaan pun tak dibahas sama sekali, padahal pesantren di Indonesia tak terkira jumlahnya. Adanya, Islam sebagai pemberontak seperti DI/TII..

Senin, 26 Oktober 2015

Kau Dengar, Lihat, Rasa, 'kan Pengaruhi Hidupmu

Bismillah

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran: 101).
Ayat di atas menceritakan betapa luar biasanya pribadi Rasulullah. Kehadiran beliau bak mutiara yang mampu mengubah lumpur menjadi mutiara dan nggak bisa balik kucing.


Sabtu, 24 Oktober 2015

Konvoi Ngapain

Bismillah

Kemaren lusa, aku baru saja mewujudkan sikapku dalam berorganisasi di JMMI. Mengobrol santai bareng mas Fain, setelah futsal bareng jurusan, di sekpa. Diawali dari perbincangan mencari istri yang pas, yaitu yang nggak hanya mendidik anak putrinya tapi juga anak putranya, dilanjutkan dengan perbincangan santai aktivitasku di kampus 2 tahun terakhir. Saat itulah aku meminta dinon-aktifkan dari JMMI, untuk meluruskan pikiran-pikiranku yang terpintal tak karuan, mundur selangkah untuk melompat lebih tinggi.

Sekitar pukul 22.23, aku pulang mengendarai motorku melewati rute biasanya, memilih rute yang lebih asri, lebih hijau, lebih tenang. Di jalan yang satu arah itu, ada segerombolan motor dan mobil lagi konvoi melawan arus sambil membunyikan klakson. "Tiiin! Tiiin!" Aku tetap melajukan motorku 50 meter dari mobil di depanku. Ketika mobil di depanku meminggir, rombongan terlihat dan mulai melintas. Ada satu orang membawa bendera plus (+) yang berarti membawa jenazah. Di pinggirnya ada sweeper, Dia meneriakiku "Woi!" sambil menampakkan wajah garang.

Kamis, 15 Oktober 2015

Promo Spesial : Insists

Bismillah

Tak perlu bercakap banyak, peradaban dari timur jauh yang sempat dimotivasikan Ust. Salim A. Fillah mulai terlihat. Kau bisa menemukannya di sana..


Senin, 05 Oktober 2015

Darah Ilmu

Bismillah

Setelah dua puluh lima hari aku menulis postingan sebelum ini, aku semakin tak berhasil melarikan diri. Hehe, cukup nggak enak dibaca untuk pembuka dari tulisan. Entah, itulah yang baru saja mengalir. Betapa mmm.. Wallahu a'lam. Beberapa hari setelah tulisan itu kubuat, tawaran-tawaran bahkan paksaan untuk mengikuti kegiatan dan kepanitiaan datang. Tiga hal datang sekaligus dan sebagiannya memaksa. Entah mengapa di saat yang lain menolak, aku menerima salah satunya..

Menjadi pribadi yang lebih baik, tentu harapan semua orang yang normal. Tawaran yang kuterima saat itu adalah menjadi SPV pembinaan mahasiswa Muslim ITS-PPNS yang memiliki keluarga dengan keterbatasan finansial. Aku memilihnya karena ada pembinaan di sana, titik beratnya ada pada pembinaan, bukan pada organisasi.

...

Dari hari ke hari, aku semakin suntuk. Ke enam inderaku (+feeling) makin menangkap banyak hal karena banyaknya kegiatan yang kujalani, banyaknya informasi yang kuterima, banyaknya waktu yang harus kuluangkan untuk menyelesaikan masalah. Baru pekan ke empat, aku nggak nyambung sama beberapa mata kuliah. Bahkan sekadar membuka buku mereview kuliah pun kerasa berat. Allahu akbar!


Kamis, 10 September 2015

Percobaan Melarikan Diri

Bismillah

Hari ini hari keempatku kuliah di semester lima. Rasanya agak gimana gitu, setelah libur tiga bulan. Bukan karena liburannya, tapi aku berharap ada yang beda sewaktu masuk kuliah. Memang ada yang beda. Bedanya di hari kedua aku ditunjuk jadi komting mata kuliah Studio. Ya, gimana lagi. Sebenernya bukan ini harapanku. Harapanku, ada hubungannya sama pengalamanku setahun lebih yang lalu. Ceritanya begini..

Tahun lalu, aku masih jadi komting angkatan. Di tahun yang sama, ada serangkaian kegiatan yang bahkan tumpang tindih. Pertama dari RDK 35 penuh cinta *tagline e*, kedua Salam 2014, ketiga Muqim 1. Dari sisi komting, nggak masalah se. Waktu itu temen-temen udah pada pulkam, nggak ada yang perlu diurusi kecuali sedikit. Nah, yang lain ini..

Di RDK 35 penuh cinta, acaranya bener-bener penuh cinta. Memeriahkan Ramadhan di kampus bareng temen-temen yang keagamaannya bagus. Aku bersyukur nggak jadi koor, jadinya bisa support koorku dan lebih bebas mengisi celah yang kosong. Berangkat siang, mabit, pulang pagi. Nyiapkan kobar, nyiapkan sahur menembus dinginnya malam. Mencuci gelas, menata, dan berkreasi bareng-bareng. Bahagia lah.. Tapi, suasana penuh cinta itu berubah jadi penuh pengabdian. Perlahan-lahan, panitia RDK pulkam. Pulkam dan terus pulkam, akhirnya tinggal berdua dari 2013, dan bertahan sampe Id Mubarok..