Bismillah
Beberapa hari yang lalu aku membaca kisah seorang tawanan Nazi yang menceritakan kondisi orang-orang dalam kamp konsentrasi sebelum hingga sesudah penahanan.
Tampilkan postingan dengan label galau. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label galau. Tampilkan semua postingan
Minggu, 26 Agustus 2018
Jumat, 16 Februari 2018
Algoritma AFK SMA
Bismillah
Pertama kali memasuki dunia programming, kami menyimak penjelasan mengenai flowchart, proses berpikir (algoritma) dalam bentuk visual. Aku masih ingat, contoh yang digunakan saat itu adalah "membuat nasi goreng". Mulai dari memanaskan wajan, menambahkan minyak goreng, menambahkan nasi, menambahkan saus, menambahkan garam, diaduk, apabila sudah berwarna merah dan terasa asin (tak hambar), selesai. Pelajaran itu sangat menginspirasiku, memudahkan algoritma, meski dalam penggunaan programmer sehari-hari tak selalu berbentuk bulkonah, alias bulat kotak panah.
Kondisi labkom di lantai dua dengan balkon sangat tepat untuk ber-melow ria memandang lapangan luas beratapkan langit dan berpagar koridor-koridor, menyimak keheningan malam akhir pekan di sekolah. Biasanya aku menginap di labkom memang, untuk menyelesaikan permasalahan programming untuk diriku yang masih supernoob. Akibatnya, di pertengahan paruh pertama tahun pertama SMA, penggunaan algortima melenceng keluar, dari AATK (always at keyboard) menjadi AFK (away from keyboard). Algoritma tak hanya kugunakan dalam pemrograman, tetapi kugunakan dalam memahami kehidupan.
Perkembangan teknologi menjauhkan manusia dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Polusi cahaya mengubah bintang-bintang di langit menjadi langit merah yang begitu mengerikan ketika mendung. Padahal bintang adalah tanda-tanda kekuasaan Allah yang begitu menarik untuk dipandang.
---
Pertama kali memasuki dunia programming, kami menyimak penjelasan mengenai flowchart, proses berpikir (algoritma) dalam bentuk visual. Aku masih ingat, contoh yang digunakan saat itu adalah "membuat nasi goreng". Mulai dari memanaskan wajan, menambahkan minyak goreng, menambahkan nasi, menambahkan saus, menambahkan garam, diaduk, apabila sudah berwarna merah dan terasa asin (tak hambar), selesai. Pelajaran itu sangat menginspirasiku, memudahkan algoritma, meski dalam penggunaan programmer sehari-hari tak selalu berbentuk bulkonah, alias bulat kotak panah.
Kondisi labkom di lantai dua dengan balkon sangat tepat untuk ber-melow ria memandang lapangan luas beratapkan langit dan berpagar koridor-koridor, menyimak keheningan malam akhir pekan di sekolah. Biasanya aku menginap di labkom memang, untuk menyelesaikan permasalahan programming untuk diriku yang masih supernoob. Akibatnya, di pertengahan paruh pertama tahun pertama SMA, penggunaan algortima melenceng keluar, dari AATK (always at keyboard) menjadi AFK (away from keyboard). Algoritma tak hanya kugunakan dalam pemrograman, tetapi kugunakan dalam memahami kehidupan.
Rabu, 25 November 2015
Menutut Sempurna
PLN (n.) Nyala tak dipuji, mati dimaki-maki (Wirawan, H:2015)
Kita manusia memang banyak menuntut. Dengan mudahnya mencelatu sesuatu yang tak sempurna. Aku sendiri sering juga sih sewaktu lihat film. Kadang bilang "Wah, ceritanya cacat nih, alay". Tapi yang kukritik secara spontan itu untuk hal-hal yang bersifat komersial atau barang privat.
Aku jadi teringat waktu SD kelas satu dulu. Waktu itu lagi ada pengumpulan beras untuk zakat fitrah. Mungkin karena masih unyu-unyu kelas satu, sebagian beras berceceran di lantai. Aku ambil sapu, kubersihkan, kuarahkan ke balik pintu. Beres.
Selang beberapa pelajaran, guru kami menutup pintu. Eng ing eng.. "Siapa yang naruh beras di sini?" sontak teman-temanku menunjukku. Aku pun dimarahi. What the.. Hmm.. Waktu itu aku berpikir, "Mending nggak tak sapu tadi." Itu barang publik rek, bukan barang privat. Toh juga buat kebaikan kita bersama kelasnya jadi bersih, Padahal, harapanku kukerjakan ini, sisanya biar dikerjakan orang lain..
Seringkali memang aku membuat ide setengah jadi, mengusulkan solusi yang belum final. Tujuan besarnya seperti apa, langkah garis besarnya seperti apa dengan harapan ada orang yang mau turut serta dalam proses menggodok ide itu. Tapi kenyataannya "Kalau usul ide yang utuh dong"
Rabu, 05 Agustus 2015
Every Child Born to be Special
Bismillah
Ketika dirimu menjadi dirimu sendiri, kau baru menyadari bahwa dirimu terlalu berbeda. Dari yang besar hingga yang kecil. Cara pandangmu yang tak ingin tertipu realitas mayoritas, minat olahragamu yang tak suka keramaian, siklus tidurmu yang tidur lebih awal bangun lebih awal sehingga ketika kau terbangun tak ada siapa-siapa untuk bicara, bahkan cara makanmu yang terkadang memegang sendok dengan garpu terbalik.. *ngomong sendiri*
Setiap orang terlahir spesial, sesuai dengan spesialisasinya masing-masing. Hanya saja, sekolah membuatnya seorang menjadi sama dengan yang lain.
Harus menyesuaikan diri apa jadi diri sendiri? Siapa yang akan membimbingku?
Ketika dirimu menjadi dirimu sendiri, kau baru menyadari bahwa dirimu terlalu berbeda. Dari yang besar hingga yang kecil. Cara pandangmu yang tak ingin tertipu realitas mayoritas, minat olahragamu yang tak suka keramaian, siklus tidurmu yang tidur lebih awal bangun lebih awal sehingga ketika kau terbangun tak ada siapa-siapa untuk bicara, bahkan cara makanmu yang terkadang memegang sendok dengan garpu terbalik.. *ngomong sendiri*
Ngelu |
Harus menyesuaikan diri apa jadi diri sendiri? Siapa yang akan membimbingku?
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Bismillah 星 読 (hoshu yomi) berarti melihat bintang Saat itu kami lagi duduk-duduk di pendopo utara membuat bait-bait puisi. Aku lupa pui...
-
Bismillah Sejak pengajaran keluarga besar kelas 1 SD aku tak paham. Apa itu paman, apa itu bibi. Padahal aku sudah bertanya beberapa kali,...
-
Bismillah Pertanyaan-pertanyaan itu muncul. Apa hukumnya ini? Apa hukumnya itu? Aku bukanlah ahli hukum yang bisa menjawab seluruh permasa...