Sabtu, 05 Mei 2018

Nasihat The Legend Pak Edi

Bismillah

Jumat yang lalu aku melakukan shalat Jumat di Masjid An Nur yang sekarang sudah berbeda dibanding 5 tahun yang lalu. Masjid penuh kenangan itu sekarang lebih bersih, indah, dingin, dan tempat wudhunya ada di lantai 2. Tapi bukan itu yang menarik. Menariknya adalah Jumatan kali ini dihadiri The Legend Pak Edi. Guru Agama Islam paling senior yang kami ketahui itu maju menjadi khatib Jumat. Ada salah satu nasihat menarik dari ceramah beliau. Aku ubah sedikit gaya bahasanya, intinya sama.



Ada dua laki-laki bersaudara yang mendapatkan wasiat setelah menerima warisan dari orang tuanya:
1. Jangan makan kecuali yang enak
2. Jangan bekerja kecuali tidak terkena sinar matahari
3. Jangan punya rumah kecuali dalam jumlah banyak
Lalu kedua saudara ini berpisah menjalani kehidupan masing-masing.

Tahun berikutnya, mereka bertemu. Si kakak menjadi sangat kaya, satunya lagi sebaliknya. Kok bisa? Ya, karena si adik mengikuti perkataan mentah orangtuanya, sementara si kakak mengikuti perkataan orangtuanya dengan cermat.

Maksud dari jangan makan kecuali yang enak adalah jangan makan sebelum lapar. Coba kita jalan-jalan di gunung 5 hari sampai kehabisan bekal. Kita bakal merasa enak makanan apapun yang kita temukan kan?

Maksud dari jangan bekerja kecuali tidak terkena sinar matahari adalah berangkat bekerja sebelum matahari terbit dan pulang kerja setelah matahari terbenam.

Maksud dari jangan punya rumah kecuali dalam jumlah banyak adalah sambunglah silaturahim ke banyak orang. Karena ketika kita sudah dekat dengan orang, orang-orang akan mempersilahkan kita, anggap saja rumah sendiri.

Setelah Jumatan, pikiranku melayang ke kode bahasa dalam sebagian sastra Jawa yang apabila dibaca mentah-mentah akan memunculkan kesan yang luar biasa aneh dan apabila dibaca oleh yang paham akan menemukan keselerasanan sastranya dengan ajaran Islam.

Dalam Babad Tanah Jawa (Bahasa Indonesia) disebutkan, "Ratu Kalinyamat di Jepara, istri Pangeran Hadirin, bertapa telanjang." Apabila kita memahami secara mentahannya, maka kita akan merasakan keanehannya. Padahal maksudnya adalah Ratu Kalinyamat menyerahkan seluruh hartanya untuk jihad fi sabilillah melawan Portugis sehingga dia disebut oleh orang Jawa sebagai wanita yang nyaris telanjang. (https://www.youtube.com/watch?v=jNNmzKNm2zM)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar